5.4       Pengembangan Media Hiperlokal Sebagai Inovasi Media

Dalam bagian awal bab ini, peneliti telah menyebutkan bahwa penelitian ini juga menjadi perwujudan kerja kolaborasi antara peneliti dengan komunitas. Memahami teknologi media secara mendalam dapat mendukung pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Dalam konteks ini, penelitian juga menjalankan logika langkah penelitian tindakan etnografi. Tacchi (2003) mengusulkan penelitian tindakan etnografi sebagai metode inovatif untuk mengkaji dampak teknologi informasi dan komunikasi. Setelah melaksanakan perjalanan penelitian yang disertai dengan analisa penyebab dan hambatan penggunaan teknologi oleh masyarakat, peneliti kemudian merancang beberapa proyek yang menjadi rekomendasi bagi komunitas budaya. Pada bagian ini, peneliti akan mengurai hasil dari kombinasi penelitian etnografi dan tindakan. Etnografi digunakan untuk mendapatkan pemahaman berkaitan budaya, selanjutnya tahapan penelitian tindakan merupakan metode untuk memperoleh cara baru dalam melakukan sesuatu dengan melihat keadaan dari sudut pandang yang berbeda. Kedua langkah tersebut digunakan bersama-sama untuk menghubungkan temuan etnografi dengan rencana proyek.

Hiperlokalitas adalah model perubahan interaksi manusia yang dibangun berbasis teknologi internet. Hiperlokalitas atau hiperlokal berorientasi kepada kepentingan komunitas. Hiperlokal dapat dikaitkan dengan bisnis atau organisasi di sekitar area komunitas (Rai & Suhas, 2021). Platform hiperlokal dimanfaatkan untuk mengatasi tantangan untuk menyamakan permintaan langsung kebutuhan komunitas pada area terdekat. Dengan demikian, hiperlokal memiliki dua aspek yaitu geografi dan waktu. Kedua aspek tersebut membantu identifikasi jenis konten hiperlokal. Layanan geolokasi telah berkembang sebagai salah satu sektor utama di negara kita dan telah mengubah gaya hidup, kesehatan, dan hubungan kita. Sistem offline lama telah direkayasa ulang dengan bantuan teknologi untuk menciptakan pengalaman yang segar dan tak terlupakan.

Media hiperlokal (Metzgar et al., 2011b; Murinska, 2019; Tenor, 2018b) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan inisiatif media lokal semi-profesional, yang dapat ditemukan di berbagai platform internet dan situs jejaring sosial (Dovbysh, 2021). Media lokal tradisional telah ditantang oleh munculnya situs web, blog, dan sejumlah kelompok media sosial. Dalam konteks penelitian ini, Bali Buja sebagai komunitas budaya telah menghasilkan embrio inovasi teknologi media berupa optimalisasi platform internet.

Temuan dari penelitian ini menunjukkan mereka mengupayakan nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi bagian identitas budaya untuk terus bertahan dengan cara pemanfaatan teknologi media.

Peneliti merancang proyek pengembangan situs web yang menjadi pusat media komunikasi bagi media komunitas Bali Buja. Pengelolaan situs web didasari dari rancangan media komunitas yang berkarakteristik independen. Jika sebelumnya Bali Buja telah beradaptasi dengan siaran langsung yang kemudian diteruskan melalui aplikasi Facebook dan YouTube, langkah berikutnya adalah mengintegrasikan keduanya ke dalam situs web.

Proyek yang dirancang berdasarkan tahapan yang diusulkan dalam penelitian tindakan etnografi yaitu perencanaan kemudian diikuti dengan tindakan proyek. Refleksi yang dihasilkan peneliti berdasarkan temuan adalah upaya pemecahan kendala yang dihadapi komunitas. Esensi dari aktivitas mereka adalah pelestarian budaya melalui ragam media. Tahapan pertama yang dilakukan adalah menentukan kebutuhan konten situs web. Perancangan terwujud berdasarkan hasil wawancara, observasi dan analisa dokumentasi.

Gambar 5.15 Diskusi Rutin Pengembangan Kegiatan Bali Buja
Sumber: Dokumentasi Peneliti

Beberapa dokumen dalam bentuk gambar dan arsip dikumpulkan untuk mendukung proyek situs web (Jati et al., 2021). Platform situs web berbasis WordPress digunakan sebagai dasar dalam pembuatan situs web ini. Alasan WordPress digunakan sebagai fondasi awal situs web dilandasi atas kenyamanan pengguna dan kemudahan dalam mengelola fitur administrasi situs web. Dengan menggunakan basis WordPress, pengelola situs web tidak perlu mengetahui bahasa pemrograman yang kompleks ketika mulai mengoperasikannya.

Proses berikutnya adalah perancangan desain situs web. Situs web ini menggunakan sistem manajemen konten yang didasarkan pada WordPress untuk desainnya (CMS). Desain situs web dimulai dengan memetakan kebutuhan konten yang akan ditampilkan. Situs web akan memprioritaskan konten video sehingga bagian antarmuka awal situs web akan menyajikan beberapa thumbnail atau gambar yang mengarah ke tautan konten karya seni budaya yang ditampilkan oleh Bali Buja.

Gambar 5.16 Desain Awal Situs Web Galuh Prambanan TV

Bagian Menu ditempatkan di bagian atas halaman (di atas gambar utama atau slide utama) dan menyediakan koneksi utama ke halaman situs web yang telah ditentukan. Dalam rancangan desain konsep yang pertama, gambar utama akan menggunakan gambar dinamis yang terdiri atas beberapa gambar atau foto yang merepresentasikan konten situs web.

Gambar 5.17 Tampilan Depan Situs Web Galuh Prambanan TV
Sumber: situs web www.galuhprambanan.tv

Desain situs web menggunakan domain nama yang disesuaikan dengan kanal utama media komunitas Bali Buja yaitu Galuh Prambanan Televisi. Alasan lain penamaan ini adalah sebagai implementasi kemitraan yang terhubung antara Bali Buja dengan Hotel Galuh Prambanan. Argumen utama yang mendukung  kemitraaan yaitu kesamaan misi dan tujuan komunitas yaitu pelestarian budaya.

Optimalisasi proyek pengembangan media komunitas bagi Bali Buja tidak hanya berhenti pada produksi situs web. Fitur audio yang dihasilkan oleh teknologi podcast juga dipertimbangkan sebagai sarana pendukung eksistensi Bali Buja. Temuan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah kendala kurangnya informasi pengelola RKB terkait hak cipta. Pada awalnya, Barun pernah rutin mempublikasikan hasil konversi perangkat audio lama (kaset) ke dalam bentuk audio digital untuk kebutuhan distribusi konten di komputer. Dengan dilandasi keinginan untuk mempertahankan seni tradisional yang menjadi ciri khas Jawa, Barun berusaha untuk mendapatkan koleksi lama hasil rekaman karya seni seperti hasil siaran wayang kulit, langgam (lagu Jawa) yang dianggap legendaris. Temuan ini menjadi menarik karena upaya alih wahana koleksi lama dilakukan oleh seseorang yang masuk ke dalam bagian komunitas yang terpinggirkan.

“Pomo ono enten. Iki wis ono. Tapi kok rekamane kemresek banget. Saya pengen ngupload yang rekamannya bagus. Misale langgam Waljinah, jane wis eneng, tapi kemrosak koyo ngene, elik, dirungokke angel. Kulo pengenne gawe sing luwih apik. (kalaupun ada -koleksi lama-, sudah ada, tapi hasil rekaman tidak jernih. Saya ingin mengunggah hasil rekaman yang bagus, misalnya langgam Waljinah, sebenarny masih ada, tapi kondisi tidak jernih seperti ini, jelek, didengarkan pun tidak nyaman, saya inginnya membuat lebih baik).”(Mas Barun)

Produk konversi audio yang berhasil di-sunting menjadi audio layak dikonsumsi oleh Barun kemudian diunggah melalui akun YouTube yang dikelola RKB. Namun karena kurangnya edukasi terkait hak cipta, sehingga produk hasil suntingan Barun kemudian dianggap sebagai pelanggaran hak cipta oleh YouTube, sehingga akun Barun terpaksa ditutup. Pada awalnya akun tersebut direncanakan sebagai perpustakaan audio koleksi langgam dan lagu lama khusus Jawa Tengah.

Motivasi untuk menyimpan hasil karya seni yang dihasilkan oleh komunitas- komunitas seni di bawah naungan Bali Buja kemudian menciptakan rancangan proyek podcast. Jalur ini dianggap paling sederhana dan mudah dilakukan oleh pengelola media komunitas Bali Buja. Akun khusus podcast menjadi media alternatif bagi khalayak masyarakat yang ingin mendengarkan karya seni dari Bali Buja.

Gambar 5.18 Tampilan Depan Kanal Podcast Galuh Prambanan
Sumber: spotify.com situs web https://open.spotify.com/show/4ucPiIeTe0uO63ROdT90Ig

Seperti yang diungkap pada hasil studi Way dkk. (2020) bahwa preferensi konsumen untuk konten lokal tumbuh karena keberadaan teknologi streaming audio yang dihasilkan oleh platform audio seperti Spotify. Khalayak semakin mudah untuk mendengarkan musik berkat layanan streaming audio. Digitalisasi tidak diragukan lagi melahirkan perubahan paling signifikan dalam industri musik. Demikian pula Bello & Garcia (2021) menemukan bahwa tren kenaikan dalam keragaman konsumsi musik yang dimulai pada 2017 dan mencakup banyak platform. Preferensi konsumen pendengar dipengaruhi oleh bahasa yang sama dan kedekatan geografis.

Pola konversi yang dilakukan Bali Buja pada kanal podcast Galuh Prambanan yang dipublikasikan melalui aplikasi Spotify melalui beberapa tahap. Khusus untuk konten yang didistribusikan di dalam Spotify adalah hasil konversi audio dari kanal akun Galuh Prambanan Televisi di YouTube. Hasil audio yang telah diunduh dari YouTube agar memiliki kualitas audio layak dengar kemudian memasuki proses editing.