Studi ini menggunakan penelitian tindakan etnografi (Hartmann, Fischer, dan Haymaker 2009) untuk tujuan melaporkan temuan. Peneliti terinspirasi dengan apa yang telah dikerjakan oleh Tacchi (2009) dalam mengembangkan metode etnografi untuk kajian komunitas. Penelitian tindakan etnografi menggabungkan implementasi sebuah sistem dalam praktik dengan pengamatan etnografi. Jenis metode ini relevan dalam domain pengembangan masyarakat (Tacchi, Slater, & Hearn, 2003), dimana masalah praktis perlu diselesaikan secara bersamaan dengan menciptakan pengetahuan teoritis. Penelitian ini memiliki karakteristik yaitu penggabungan dua pendekatan yaitu etnografi dan penelitian tindakan. Dalam konteks penelitian terhadap komunitas budaya Bali Buja, etnografi digunakan oleh peneliti untuk memandu proses penelitian, sedangkan penelitian tindakan digunakan untuk mengikat temuan kembali pada pengembangan proyek media hiperlokal bagi komunitas budaya. Lebih lanjut Slater dan Taachi (2004) menyebutkan bahwa penelitian tindakan etnografi ini dikembangkan untuk dapat fokus pada praktik aktual penggunaan teknologi dan interaksi dalam konteks kehidupan masyarakat dan struktur sosial dan budaya. Pendekatan ini menjadikan subjek informan memiliki peran yang sangat penting bagi subjek dalam pusat proses penelitian.
Metode etnografi berupaya memahami seluruh spektrum interaksi dan proses sosial di mana suatu proyek beroperasi. Dalam penelitiannya, Tacchi, Slater, & Lewis (2003) menunjukkan bahwa kaitannya dengan teknologi media, tidak ada satu model tunggal untuk inisiatif komunikasi lokal yang dapat diterapkan secara universal, tetapi setiap tempat membutuhkan pendekatan untuk pengembangan sebuah proyek yang berbasis dengan kebutuhan lokalitas. Pada sub bab sebelumnya, peneliti menggunakan film dokumenter sebagai bagian dari metode yang digunakan dalam kebutuhan eksplorasi interaksi dan aktivitas komunitas budaya. Selain itu, film dokumenter juga merupakan bagian dari proyek yang dihasilkan dari pendekatan tindakan, termasuk di dalamnya adalah untuk mencapai tujuan penelitian yaitu pengembangan media hiperlokal. Gagasan pengarusutamaan konten ekspresi seni dan lokal melalui teknologi media berbasis internet berangkat dari tahapan penelitian tindakan etnografi yang dilakukan. Peneliti bukan sekadar mengamati secara berjarak, melainkan peneliti juga melakukan interaksi yang intens dengan subjek penelitian.