Subjek Penelitian

3.4       Subjek Penelitian

Kegiatan partisipatif yang dilakukan peneliti pada saat observasi awal memudahkan peneliti saat memilih subjek penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah personil atau individu dalam komunitas Bali Buja yang berperan dalam pelaksanaan pertunjukan kesenian, serta bertanggungjawab dengan media komunitas. Peneliti bersama-sama menggali informasi untuk memaknai kebenaran berdasarkan pengalaman subjektif. Informan merupakan aktor kunci dan sumber informasi yang bersedia bekerja sama dengan etnografer (Fetterman, 2019; Spradley, 2016). Informan dipahami sebagai subjek penelitian yang dapat menyampaikan informasi berkaitan topik kajian. Meskipun begitu, informan tidak dapat diidentifikasi sesegera mungkin dalam studi etnografi. Pemilihan informan akan bergantung pada unit kajian yang akan diperiksa, serta strategi peneliti dalam proses pencarian informan (Robinson, 2014). Dalam komunitas Bali Buja, peneliti bertemu informan kunci, yaitu Djaetun dan Sentot.

Landasan pendekatan purposeful sampling (Patton, 2014) digunakan untuk memastikan kasus paling informatif (information-rich case) yang berguna berdasarkan strategi dan tujuan peneliti. Pemilihan informan dalam komunitas juga mempertimbangkan metode snowball sampling. Informasi yang disampaikan oleh informan pertama dan kedua menciptakan peluang bagi peneliti untuk temukan informan lainnya. Selain itu, informasi yang diberikan juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana klarifikasi atas pernyataan wawancara yang dianggap kurang dipahami, sekaligus menjadi bahan eksplorasi data yang lebih mendalam.

Sentot merupakan informan pertama yang ditemui peneliti saat melakukan observasi awal di lokasi penelitian. Sentot dipilih karena terbuka dan informatif dalam memberikan informasi berkaitan komunitas. Sentot juga salah satu seniman yang turut berkontribusi dalam mengisi kegiatan kesenian. Informan pertama ini merupakan individu yang berperan dalam menjaga kolaborasi masyarakat dalam komunitas Bali Buja. Melalui informasi yang disampaikan Sentot, peneliti kemudian menetapkan Djaetun sebagai informan kunci karena ia memiliki peran besar dalam mewujudkan eksistensi komunitas budaya dalam menyiarkan pertunjukan kesenian yang mengandung makna kearifan lokal. Kedua informan tersebut bersedia membantu sekaligus bersinergi dalam menggali lebih dalam informasi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan penelitian.

Informan pendukung berikutnya yang dipilih untuk keperluan eksplorasi data adalah salah satu aktor pengelola media komunitas, yaitu Winardi. Pemilihan informan ini dilandasi dengan latar belakang Winardi sebagai individu yang bertanggung jawab dalam penggunaan teknologi media Galuh Prambanan TV. Berdasarkan informasi dari Sentot dan Winardi, peneliti kemudian menemui Barun sebagai informan berikutnya. Barun adalah aktor kunci dalam operasionalisasi radio komunitas Radio Komunitas Bayat (RKB) yang paling awal berkolaborasi dengan komunitas Bali Buja dalam menyiarkan konten seni dan budaya.