Pembahasan Per Bagian Disertasi

1.5       Sistematika Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan lintas disiplin yang berkaitan dengan penelitian media komunitas, studi komunitas budaya untuk ketahanan budaya, serta strategi adaptif komunitas budaya dalam memanfaatkan teknologi komunikasi. Seperti yang dikemukakan dalam bagian awal bab ini, batasan konsep komunitas yang dimaksud adalah komunitas budaya.

Bab-bab awal dalam penelitian ini menyajikan tinjauan literatur terhadap peran media komunitas sebagai media berbasis partisipasi masyarakat. Eksplorasi data yang dilakukan terutama terkait kajian tujuan komunitas budaya yaitu ketahanan budaya. Bab Satu dan bab Dua menjadi landasan dari argumen konseptual. Oleh karena itu, pada bab tersebut mengemukakan beberapa definisi serta konsep yang menjadi area investigasi peneliti seperti

pemahaman konsep budaya lokal, kemudian bagaimana komunitas budaya memanfaatkan media komunitas sebagai sarana mewujudkan ketahanan budaya.

Bab Satu membahas bagaimana media komunitas menjadi media alternatif atau solusi bagi komunitas yang berupaya mempertahankan eksistensi budaya lokal. Bab ini juga akan menjadi sarana peneliti untuk memaparkan hasil tinjauan literatur terhadap beragam jenis media komunitas yang selama ini digunakan sekaligus memaparkan latar belakang pemilihan media komunitas. Pada dasarnya media komunitas dikembangkan mengikuti perkembangan teknologi komunikasi. Media komunitas tidak terbatas pada penggunaan media elektronik konvensional seperti radio dan televisi. Media komunitas dalam konteks sebagai media komunikasi untuk sekelompok masyarakat dapat juga berbentuk ruang publik seperti panggung terbuka dan media daring sebagai konsekuensi hasil produk digitalisasi.

Bab Dua merupakan bangunan kerangka pemikiran peneliti dalam meninjau keberadaan komunitas dan media komunitas. Melalui tinjauan literatur, bab ini mengkaji beberapa konsep yang menjadi landasan dasar aktivitas suatu komunitas dalam mencapai tujuan ketahanan budaya. Konsep komunikasi partisipatif serta komunikasi kooperatif yang digunakan oleh komunitas dalam membangun media komunitas juga dipaparkan dalam bab ini. Tinjauan terhadap studi terdahulu menjadi landasan untuk temuan celah atau gap penelitian.

Bab Tiga memaparkan metodologi penelitian. Bagian ini menyajikan pembahasan terhadap metode dan unit analisis yang digunakan berdasarkan strategi etnografi. Seperti penggunaan metode wawancara, observasi, film dokumenter dan penelitian tindakan etnografi. Bab ini juga menguraikan beberapa studi terdahulu mengenai kegunaan metode tersebut disertai dengan argumen peneliti.

Bab Empat, Lima dan Enam berisi temuan dan diskusi dalam penelitian ini. Bab Empat menguraikan keberadaan komunitas budaya. Selain kajian literatur, penggunaan data wawancara juga digunakan dalam menjawab pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan marjinalisasi budaya lokal.

Bab Lima merupakan pengembangan jawaban dari pertanyaan Bab Empat tentang keberadaan komunitas budaya dalam mempertahankan proses ketahanan budaya melalui optimalisasi teknologi media. Bab Lima adalah temuan peneliti atas analisis strategi dan adaptif komunitas budaya dalam menggunakan teknologi media untuk tujuan pengembangan media komunitas budaya. Bagaimana upaya masyarakat dalam mendorong akseptansi masyarakat terhadap budaya lokal dengan memanfaatkan media hiperlokal. Temuan dalam penelitian ini berdasarkan hasil wawancara dan observasi. Bab Lima juga turut menjawab pertanyaan berkaitan terhadap nilai yang sedang diperjuangkan oleh aktor sosial dalam komunitas budaya. Pada Bab Lima juga akan dipaparkan hasil eksplorasi termasuk alasan komunitas budaya dalam melakukan upaya mempertahankan budaya lokal.

Bab Enam menjadi bagian kesimpulan atas keseluruhan temuan serta menempatkannya ke dalam sebuah gambaran besar yang dengan dilengkapi rekomendasi peneliti. Bab ini juga merupakan bagian penutup yang menjadi refleksi implikasi dan pesan yang dibawa dalam penelitian ini.