3.3 Metode Pengumpulan Data
Etnografi mengacu pada prosedur ketika peneliti sendiri mengumpulkan data secara langsung (Atkinson & Hammersley, 1998). Hubungan antara etnografer dan anggota masyarakat harus dapat dinegosiasikan melalui interaksi langsung dan pribadi. Penelitian ini mengumpulkan data dengan memanfaatkan tiga metode: wawancara mendalam, observasi, dan film dokumenter.
Penelitian diawali dengan ketertarikan peneliti ketika mengunjungi komunitas Bali Buja pada tahun 2013. Perkenalan dengan komunitas Bali Buja dimulai peneliti saat mengamati pertunjukan seni tradisional ketoprak yang diselenggarakan di sebuah panggung terbuka. Peneliti kemudian bertemu dengan Sentot Murdoko, salah satu seniman yang juga merupakan pengelola dari Bali Buja. Dalam bagian lain pada bab ini, peneliti juga akan menjelaskan peran Sentot sebagai salah satu informan utama dalam penelitian ini.
Pengumpulan data dilakukan dalam dua bagian, penelitian awal dan pelaksanaan kerja lapangan. Penelitian awal dilakukan untuk membantu peneliti dalam mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang komunitas budaya, bagaimana sebuah komunitas penggerak seni dan budaya menggunakan sarana media komunikasi, dan apa tujuan dari komunitas budaya. Penelitian awal yang diterapkan dalam kegiatan studi literatur mengenai topik komunitas budaya, ketahanan budaya, media komunitas, dan teknologi media. Merujuk pada Geise (1952), bahwa rujukan pustaka yang banyak akan membantu pertimbangan obyektifitas sebuah studi dengan strategi etnografi. Peneliti melakukan studi literatur guna memperkuat topik penelitian yaitu upaya ketahanan budaya yang dikerjakan oleh Bali Buja melalui teknologi media berbasis internet. Namun demikian, Bali Buja, adalah sebuah komunitas budaya yang jarang mendapatkan perhatian dari media arus utama.
Peneliti kemudian memutuskan untuk dapat melaksanakan observasi awal sebagai bagian dari penelitian awal. Kegiatan penelitian dilakukan dengan menggunakan kombinasi antara bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Peneliti yang sanggup menggunakan bahasa Jawa mempermudah proses pendekatan dengan beberapa informan utama.
Studi peneliti mengenai komunitas Bali Buja mencakup hampir empat tahun sejak tahun 2018. Penelitian awal dilaksanakan peneliti sejak pertengahan tahun 2018 (Oktober 2018 – Agustus 2019). Selain melakukan studi literatur, peneliti juga melaksanakan kunjungan ke daerah Klaten, Jawa Tengah, tepatnya di desa Tlogo sebagai lokasi pusat kegiatan komunitas Bali Buja. Peneliti memutuskan untuk tidak menetap di dekat lokasi Bali Buja. Selama penelitian awal, peneliti tinggal di sebuah penginapan, tepatanya di kota Yogyakarta, sekitar 40 menit atau 16 kilometer dari desa Tlogo. Sedangkan selama kerja penelitian dari tahun 2019 – 2021, peneliti memutuskan untuk pulang pergi dari Jakarta ke Klaten. Namun demikian, untuk mendapatkan pengalaman yang mendalam termasuk membangun kedekatan dengan informan pada saat tahapan kerja lapangan, peneliti memutuskan untuk tinggal selama beberapa waktu pada tahun 2019 dan 2021. Pelaksanaan kerja lapangan merupakan langkah berikutnya dalam tahapan pengumpulan data. Kegiatan tersebut mencakup pengamatan partisipan dan wawancara (Oktober 2019 – Januari 2020, dan Februari – April 2021). Selama periode waktu 2019 hingga 2020, peneliti juga melakukan kolaborasi dengan asisten peneliti untuk mengumpulkan data video. Data-data video tersebut menjadi bank data untuk peneliti gunakan pada saat melakukan analisis yang lebih mendalam. Data video yang dikumpulkan antara lain berisi antara lain: hasil wawancara, video observasi lapangan. Selama melakukan pengambilan data video, kedua asisten peneliti juga melaksanakan proses produksi film dokumenter. Sehingga secara bersamaan, penelitian ini turut menghasilkan sebuah hasil dokumenter yang dapat digunakan untuk beberapa kebutuhan penelitian yaitu sebagai alat dukung dalam mengkaji, bukti penelitian atau luaran penelitian dan menjadi media dokumentasi sebagai sarana promosi bagi komunitas Bali Buja.
Tepatnya pada Desember 2019, virus Sars-Cov2 atau Covid-19 dari keluarga coronavirus muncul dan berkembang. Virus yang diperkirakan berasal dari China, tepatnya Wuhan, dengan cepat menyebar ke seluruh dunia (Hui et al., 2020). Organisasi kesehatan dunia WHO kemudian menyatakan situasi pandemi pada bulan Maret 2020. Situasi tersebut menjadi tantangan bagi peneliti dalam melanjutkan proses kerja lapangan. Meskipun kebutuhan mendasar pencarian data video dan film dokumenter sudah terpenuhi (sebagian data diambil pada masa kerja lapangan tahun 2019), namun peneliti masih perlu mendapatkan tambahan data terkait situasi terkini yang dialami oleh pengelola media komunitas. Sekalipun demikian, proses penelitian ini juga melalui masa pandemi Covid-19. Peneliti perlu memperhatikan aturan yang diterapkan oleh pemerintah (baik pemerintah pusat dan pemerintah daerah) agar proses kerja lapangan tetap dapat berjalan sesuai dengan target. Selama pemberlakuan masa PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) oleh otoritas, peneliti tetap berupaya untuk melaksanakan kegiatan penelitian. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan melalui proses daring kemudian diterapkan, seperti diskusi dengan asisten peneliti dan interaksi dengan informan. Peneliti juga memanfaatkan waktu untuk terus mendalami dan menganalisis data, serta melakukan pengolahan data video terkait subjek penelitian.
Penelitian kemudian dilanjutkan pada saat masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berlangsung dan diberlakukan Pemerintah Indonesia yaitu pada bulan Februari – April 2021. Keputusan untuk melanjutkan kerja pengumpulan data tambahan pada bulan tersebut yaitu untuk mengikuti aturan pemerintah dan menghindari penolakan dari tempat penelitian. Pada masa PSBB, pemerintah memberlakukan sebuah peraturan yang dianggap lebih ringan dalam rangka pergerakan masyarakat. Pada bulan Maret 2021, peneliti melanjutkan observasi dan wawancara di sebuah radio yang menjadi kolaborator dari komunitas Bali Buja.