4.1.1 Membangun Metode
Fokus yang dikaji peneliti adalah komunikasi kooperatif yang dilakukan komunitas budaya dalam menyempurnakan fungsi media komunitas. Komunitas Bali Buja menggunakan solusi teknologi media berbasis internet dalam mengembangkan media komunitas sebagai sarana pelestarian budaya. Untuk itu gagasan konstruktivis digunakan dalam proses menggali pengalaman dan memaknai aktivitas komunitas budaya Bali Buja. Peneliti berusaha mendalami hubungan interaksi dan kerjasama yang kooperatif antar anggota pengelola komunitas budaya. Kreativitas komunitas masyarakat, inovasi teknologi media merupakan bagian lensa teoritik yang digunakan peneliti.
Penelitian ini pada dasarnya berbasis pengamatan praktik dari komunitas. Aktivitas yang dikelola oleh komunitas seperti produksi konten dalam media dokumentasi merupakan bagian dari upaya komunitas untuk menunjukkan ketahanan budaya. Dengan kata lain, aktivitas komunitas Bali Buja merupakan bangunan ekosistem untuk pelestarian budaya. Untuk alasan tersebut, peneliti menggunakan pendekatan dokumenter untuk mengkaji dan menggambarkan aktivitas individu dan komunitas Bali Buja. Peneliti mengamati harapan, pengalaman, nilai, pengetahuan serta kepercayaan yang dialami komunitas budaya tersebut melalui pengalaman kolaboratif serta pendekatan audio-visual.
Peneliti menggunakan logika trace etnography atau jejak etnografi (Geiger & Ribes, 2011) dalam mendalami dan mengkaji gambaran komunitas Bali Buja. Film dokumenter digunakan dalam analisis data yang terperinci dan heterogen – mencakup data video, transkrip percakapan – dapat memberikan gambaran wawasan kualitatif yang memungkinan peneliti untuk merekonstruksi pada tingkat perincian yang baik. Narasi interaksi dapat dibangun dalam penelitian ini melalui jejak etnografi.
Jejak dokumenter ini memungkinkan peneliti untuk mengikuti praktik koordinasi, rutinitas, fenomena sosial dari komunitas. Geiger & Ribes (2011) lebih lanjut menyebutkan bahwa jejak etnografi merupakan metode yang dianggap dapat menangkap beragam fenomena yang tersebar dalam beragam data sehingga memiliki kompleksitas untuk dianalisis. Metode jejak etnografi dikenal sebelumnya sebagai penggabungan atau perluasan dari beragam teknik yang telah mapan dalam bidang ilmu sosial dan komputer (Chang et al., 2016; Ekström, 2021). Jejak etnografi menjadi metodologi untuk mengeksploitasi dokumen yang berbasis teknologi media. Dengan demikian, langkah ini dapat menjadi teknik untuk memberikan deskripsi yang rinci untuk kolaborasi dan organisasi dari komunitas budaya Bali Buja.
Film dokumenter dikelola peneliti dengan tujuan mengubah data dokumentasi yang tipis menjadi deskripsi tebal (thick description). Dalam bagian berikutnya pada bab ini, peneliti akan menggunakan data wawancara untuk memperkuat dan mengkonfirmasi terhadap teks dokumenter. Film dokumenter yang diwujudkan dalam penelitian ini merupakan hasil kolaborasi antara pengelola komunitas, anggota komunitas dan pemerhati komunitas. Dengan kata lain, dokumenter melibatkan suatu jaringan antar aktor yang tidak hanya internal anggota komunitas melainkan termasuk hasil interaksi dengan individu atau kelompok di luar Bali Buja. Melalui dokumenter, peneliti dapat mengkaji aktor, kegiatan yang ditampilkan Bali Buja, peran anggota komunitas, serta nilai yang ditampilkan. Jejak etnografi menjadi metodologi yang digunakan peneliti untuk lakukan eksplorasi komunitas dalam penggunaan media baru berbasis teknologi media guna memproduksi diskursus ketahanan budaya. Produksi media digunakan oleh komunitas budaya sebagai bentuk perawatan atas ketahanan budaya. Melalui media komunitas, Bali Buja membangun diskursus ketahanan budaya seperti nilai-nilai kearifan lokal. Seperti yang disarankan oleh Marsh (2016) bahwa melalui berbagai cara – diskursus ketahanan budaya dapat dikonstruksikan. Semua hubungan, jaringan serta nilai adalah gugusan dari hasil data yang dicatat. Film dokumenter yang diwujudkan Bali Buja sebagai hasil kolaborasi produksi merupakan formasi pengetahuan, kepercayaan, harapan dari setiap anggota Bali Buja tentang ketahanan budaya.